Urbanisasi di perkotaan berdampak pada kebutuhan lahan untuk bermukim. Sebagai dampak dari keadaan tersebut maka mulai terjadi perkembangan kampung-kampung padat berupa kampung kota, terutama pada pusat-pusat kawasan dan sekitar pusat kegiatan. Kampung kota tumbuh dan berkembang secara organis dan unplanned. Eksistensi kampung kota menjadi ciri khas perkembangan kota-kota di Indonesia memberikan corak tersendiri bagi perencanaan kota-kota di Indonesia, akan tetapi eksistensi kampung kota pada perkembangan perkotaan di Indoensia juga seringkali dianggap menjadi sumber masalah lingkungan, kesehatan dan sosial karena dibangun pada lahan yang bukan untuk peruntukannya. Hal ini mengakibatkan adanya pandangan negatif akan keberlanjutan kampung kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi kampung kota di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang dan tingkat sustainability-nya. Sejauh ini belum banyak penelitian yang mendefinisikan sustainability kampung perkotaan, terutama dilihat dari morfologi kampung sebagai area permukiman perkotaan. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang, sebagai salah satu kampung kota tertua di Kota Malang. Identifikasi tingkat sustainability dalam penelitian ini dilakukan dengan mendefinisikan terlebih dahulu morfologi kampung kota di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang dengan menggunakan pendekatan deskriptif terhadap kasus amatan (Kampung Kota Kelurahan Polehan) Selanjutnya, definisi tingkat sustainability didapatkan dengan kuantifikasi struktur ruang dengan menggunakan kriteria model new urbanism yang meliputi analisis kepadatan bangunan & penduduk, kompaksi wilayah, keragaman dan mix landuses dan sustainable transportation. Dalam hal ini, pendekatan model new urbanism sangat tepat untuk digunakan. New urbanism yang merupakan strategi berbasis
desain yang didasarkan pada bentuk-bentuk perkotaan tradisional untuk meminimalisir sprawl di pinggiran kota. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengidentifikasi tingkat sustainability kampung kota di Kelurahan Polehan KecamatanBlimbing Kota Malang.
Keyword: Kampung kota, sustainability kampung kota, morfologi kampung kota
dan model new urbanism
Peternakan ayam merupakan usaha yang banyak dikembangkan oleh masyarakat terutama di pedesaan, sebagai sumber pendapatan keluarga. Namun, banyaknya usaha peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat dirasakan mulai mengganggu warga, terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk karena kotoran yang dihasilkan dari kandang mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas amonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S), nitrat, dan nitrit. Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan bau yang sering timbul dalam lingkungan kandang. Selain itu juga mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dan munculnya penyakit di wilayah yang cukup luas di sekitar fasilitas industri ternak terutama jika fasilitas tersebut
berada di daerah perkotaan dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi dan menekan produksi amoniak dan hidrogen sulfida agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan penyebaran bibit penyakit di masyarakat. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak produksi amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) yaitu dengan menggunakan zeolit yang ditambahkan ke dalam pakan sebanyak 2% atau 4% untuk mengurangi pembentukan gas NH3 dan H2S dari kotoran ayam. Meskipun zeolit efektif dalam menyerap gas NH3 dan H2S namun zeolit termasuk bahan penyerap yang tidak selektif, sehingga dikhawatirkan unsur nutrisi lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ayam juga akan terserap. Oleh karena itu perlu inovasi teknologi baru berupa SAFARI OS-002 (Smart Farm Nanotechnology on Session 002) yang merupakan sebuah sistem dari gabungan beberapa bahan disusun dalam sebuah pipa yang akan menyerap dan mengkonversi amonia, hidrogen sulfida dan polutan lainnya menjadi netral. Tujuan dari program ini yaitu untuk mengetahui metode perancangan, mekanisme kerja, dan metode pengujian SAFARI OS-002 sebagai alat yang mampu menyerap amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) pada kandang ayam. Luaran yang diharapkan yakni potensi paten, publikasi artikel ilmiah, serta SAFARI OS-002 yang telah diuji di laboratorium. Diharapkan SAFARI OS-002 dapat bermanfaat bagi akademisi atau mahasiswa, masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan di bidang limbah peternakan dalam mewujudkan Eco-Green Technology di Indonesia.
Kata kunci : kotoran ayam, amoniak, hidrogen sulfida, SAFARI OS-002, zeolit
Daging ayam memberikan sumbangan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014) konsumsi daging ayam mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu konsumsi karkas per kapita meningkat menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 dan 9,97 kg/kapita pada tahun 2014. Daging ayam tidak dapat disimpan dalam waktu lama, sehingga mudah membusuk. Umumnya daging ayam diawetkan dalam freezer untuk memperpanjang masa penyimpanan. Namun metode ini masih kurang efektif karena hanya mampu mengawetkan dalam beberapa hari saja, sehingga ada beberapa kalangan yang menggunakan bahan pengawet kimia berbahaya, seperti boraks dan formalin. Penggunaan bahan pengawet kimia berbahaya menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Solusi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan pengawetan daging ayam yang efisien dalam mempertahankan keamanan pangan. Salah satu bahan alternatif alami dalam pengawetan daging adalah dendrocin. Rebung memiliki potensi kandungan senyawa protein turunan yang disebut dendrocin. Dendrocin bersifat antibakteri dan antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari variasi kandungan dendrocin dari lima varietas rebung bambu, mempelajari potensi dendrocin sebagai antimikroba pembusuk daging ayam, dan mempelajari potensi dendrocin sebagai biopreservatif daging ayam. Tiga bakteri utama pembusuk daging ayam yaitu Escherichia coli, Pseudomonas sp. dan Salmonella sp., sedangkan tiga jamur pembusuk daging ayam yaitu Penicillium sp., Monilia sp. dan Cladosporium sp. Penelitian ini menggunakan lima varietas rebung yang paling umum ditemukan di Jawa, yaitu Bambusa vulgaris, Bambusa arundinacea, Bambusa polymorpha, Gigantochloa apus, dan Dendrocalamus giganteus. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi presipitasi dendrocin dan pengukuran konsentrasi. Dendrocin diuji efikasinya terhadap bakteri dan jamur pembusuk daging ayam dengan metode paper disc berdasarkan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan percobaan. Dendrocin dari rebung yang paling efektif ditentukan konsentrasi hambat minimalnya, kemudian dilanjutkan uji
untuk pengawetan daging ayam. Parameter kualitas daging ayam ditentukan secara mikrobiologis dan organoleptis. Data parameter mikrobiologis dianalisis ragam untuk mengetahui konsentrasi efektif dendrocin untuk pengawetan daging ayam.
Download Full Paper
Google Dive |
Tusfiles
Helloo Scientist Muda, kalian mau mulai menulis PKM, tapi bingung buat PKM apa? Tak perlu bingung dengan jenis-jenis PKM 5 Bidang, karena ada beberapa hal yang mendasar yang menjadikannya berbeda yang dijabarkan sebagai berikut:
1. PKM-Penelitian (PKM-P)
#SAINS
Kunci : Meneliti Masalah, Kandungan, Manfaat, bisa dikembangkan di PKMKC
Outputnya : Hasil Penelitian, Temuan, Efektifitas
CONTOH :
FILL-IT!! FILTER ZEOLIT: OPTIMALISASI ADSORBEN ZEOLIT DENGAN GRANULE SYSTEM UNTUK MENGURANGI POLUSI TIMBAL PADA GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
#SOSIAL
Kunci : Meneliti Masalah, Kehidupan Sosial
Outputnya : Hasil Penelitian, Efektifitas
CONTOH :
PENDEKATAN MODEL NEW URBANISM TERHADAP SUSTAINABILITY KAMPUNG KOTA (STUDI KASUS KELURAHAN POLEHAN KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG)”
2. PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M)
Kunci : Ada MITRA, Mitra Non Produktif, Masyarakat Desa, Sosialisasi, Pembekalan.
Output : Masyarakat Mandiri, Berkelanjutan, Meningkatkan Taraf Hidup
CONTOH :
Taktiktak (Otak Atik Otak) Mainan Edukatif, Efektif dan Interaktif pada Siswa Sekolah Dasar Brawijaya Smart School Malang
================================
3. PKM-Kewirausahaan (PKM-K)
Kunci : Bisnis, Mahasiswa yg menjalankan, Menjanjikan, Profit, (Diusahakan jgn makanan)
Output : Keuntungan, Berkelanjutan.
Contoh :
BIO-MASTIC( Mastitis Natural Antiseptic) Usaha Livestock Sanitary Dengan Pemanfaatan Dekok Daun Kersen (Muntingia calabura) Sebagai Antiseptik Teat Dipping Pemerahan Ternak Perah
4. PKM-Karsa Cipta (PKMKC)
Kunci : Hal yang baru, Inovatif, Alat, Prototype, Desain
Output : Alat Tepat Guna, Bermanfaat untuk IPTEK, bisa dikembangan ke PKM-T dan PKMK.
CONTOH :
SAFARI OS-002 (Smart Farm Nanotechnology)
Alat Penyerap Amoniak (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) Pada Kandang Ayam Dalam Mewujudkan Eco-Green Technology
5. PKM-Penerapan Teknologi (PKMT)
Kunci : Mitra Profit (Pedagang, Perusahaan), Alat Tepat Guna.
Output : Menyelesaikan masalah MITRA, berkelajutan.
CONTOH :
SMART SCREENING TECHNOLOGY UNTUK SORTING VARIETAS SINGKONG DI BALAI ANEKA PENELITIAN KACANG DAN UMBI (BALITKABI)
Demikian informasi singkat perbedaan PKM 5 Bidang, semoga Bermanfaat 

Sumber: RITMAFMIPAUB
Permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa SD adalah belajar. Belajar menjadi
momok tersendiri bagi mereka, sehingga mereka cenderung menghabiskan waktu luang untuk bermain. Oleh karena itu dibuat program kreativitas ini dengan manfaat yakni membuat mainan taktiktak yang tidak hanya sebagai sarana bermain saja tetapi juga sebagai sarana belajar serta pelestarian budaya Indonesia pada siswa SD. Sehingga dalam permainan ini menyelesaikan 2 permasalahan besar bangsa Indonesia yaitu masalah pendidikan dan masalah kebudayaan bangsa Indonesia. Mainan taktiktak ini dibuat sebagai mainan baru kombinasi antara mainan monopoli dan ular tangga serta didesain dengan background budaya Indonesia bagi siswa SD dengan sistem permainan baru yang dapat meningkatkan minat belajar siswa SD. Mainan taktiktak ini tidak hanya memberikan perasaan senang kepada siswa SD, tetapi juga memiliki nilai tambah yaitu dapat meningkatkan kreativitas dan menanamkan sifat nasionalisme budaya Indonesia pada siswa SD dengan bermain sambil belajar. Mainan taktiktak ini adalah mainan edukasi yang efektif dan interaktif. Luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah membuat karya kreatif dan inovatif berupa mainan taktiktak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan sehingga mampu membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan menanamkan rasa nasionalisme sejak dini pada siswa SD di Indonesia khususnya di SD Brawijaya Smart School serta membuat mainan taktiktak yang komersil sebagai salah satu mainan yang mendidik siswa SD untuk belajar dan berkreativitas. Sasaran program kreativitas mahasiswa ini adalah siswa-siswi SD Brawijaya Smart School mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Adapun metode pelaksanaan program ini adalah persiapan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, pembuatan laporan, cara membuat mainan dan aturan permainan. Aturan main dalam permainan ini terbagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama, pemain harus berusaha menjawab pertanyaan untuk mendapatkan modal. Tahap kedua, pemain mengelola uang untuk mengembangkan usahanya (meliputi; membeli petak tanah, menabung di bank, dan lain-lain). Tahap ketiga yaitu pemberian piala juara bagi pemain yang mencapai finish pada setiap kelas.
BIO-MASTIC merupakan antiseptik berbasis natural protection dengan kandungan senyawa antibakteri daun kersen. hal yang lebih mendukung dalam pembuatan antiseptik ini adalah inovasi produk antiseptik khusus Teat Dipping yang belum pernah ada dipasaran,keunggulan lain adalah antiseptik dengan bahan alami yang telah dilakukan pengujian, sehingga mampu memberikan perlindungan ternak terhadap penyakit masititis pasca pemerahan melalui perlakuan Teat Dipping dengan harga lebih ekonomis sehingga peternak tidak banyak mengeluarkan biaya banyak untuk merawat ternaknya. Selain itu, jika dilihat dari peluang usaha, produksi BIO-MASTIC mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan didaerah sentra ternak perah seperti di kabupaten malang dan Kota batu serta dapat memperoleh profit yang besar.Pelaksanaan program terbagi menjadi enam tahap yaitu riset dan perencanaan pasar, pembelian alat-alat produksi, pencarian bahan baku, pelaksanaan produksi, pengujian produk dan pemasaran. Tahap riset pasar dilaksanakan di daerah Batu yang merupakan daerah sentra peternakan sapi perah, metode yang digunakan yaitu dengan interview dan penyebaran angket ke peternak-peternak sapi perah. Tahap pengujian produk dilaksanakan di laboratorium FKM (Fisiologi, Kultur jaringan dan Mikroteknik Tumbuhan) Fakultas Biologi dan di laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. BIO-MASTIC inovasi bisnis antiseptik teat dipping pertama di Indonesia dibidang peternakan yang prospektif dan berkelanjutan, sehingga mampu menjawab kebutuhan ternak dalam upaya mengatasi permasalahan ketiadaan antispetik khusus untuk pemerahan. Diharapkan pula akan tercipta Brand Image yang baik dan mendukung produk antiseptik BIO-MASTIC, sehingga diharapakan dapat bekerja sama dengan perusahaan serta berpotensi untuk dikomersialkan di Indonesia.